Selamat Datang...

Selamat datang di blog ini. Blog ini dibuat dengan tujuan menjadi sebuah media komunikasi pelayanan kaum muda. Karena itu, setiap topik yang dibahas sangat akrab dan (diharapkan) mampu memberikan jawaban bagi pergumulan-pergumulan kaum muda masa kini. Harapan kami, Anda memperoleh berkat...GBU

Jumat, 26 Oktober 2007

Nice to Read...

Betapa besarnya nilai uang kertas senilai Rp.100.000 apabila dibawa ke gereja untuk disumbangkan; tetapi betapa kecilnya kalau dibawa ke Mall untuk dibelanjakan!

Betapa lamanya melayani Allah selama satu jam; namun betapa singkatnya kalau kita melihat film.

Betapa sulitnya untuk mencari kata-kata ketika berdoa(spontan); namun betapa mudahnya kalau mengobrol atau bergosip dengan teman tanpa harus berpikir panjang-panjang.

Betapa asyiknya apabila pertandingan basketball diperpanjang waktunya ekstra; namun kita mengeluh ketika khotbah di gereja lebih lama sedikit daripada biasa.

Betapa sulitnya untuk membaca satu perikop dari Kitab Suci; namun betapa mudahnya membaca 100 halaman dari novel yang laris.

Betapa heboh dan pengen nya orang untuk duduk di depan dalam pertandingan atau konser; namun lebih senang duduk dibangku paling belakang di gereja.

Betapa sulitnya untuk menyesuaikan jadwal waktu kita, 2 atau 3 minggu sebelumnya untuk suatu acara gerejani; namun betapa mudahnya menyesuaikan waktu dalam sekejap pada saat terakhir untuk event yang menyenangkan.

Betapa sulitnya untuk mempelajari suatu bab sederhana dari Injil untuk di sharingkan dengan orang lain; namun betapa mudahnya untuk mengulang-ulangi gosip yang sama kepada orang lain itu.

Betapa mudahnya kita mempercayai apa yang dikatakan oleh koran; namun betapa kita meragukan apa yang dikatakan oleh Kitab Suci.

Betapa setiap orang ingin masuk sorga seandainya tidak perlu untuk percaya atau berpikir,atau mengatakan apa-apa, atau berbuat apa-apa.

Betapa kita dapat menyebarkan seribu lelucon melalui e-mail, dan menyebarluaskannya dengan FORWARD seperti api; namun kalau ada mail yang isinya tentang Kerajaan Allah; betapa seringnya kita ragu-ragu, enggan membukanya dan mensharingkannya, serta langsung klik pada icon DELETE. (From: Diane)

Broken Heart...


Friends, baru - baru ini saya dicurhatin sama teman dekat tentang "permasalahan internasional "yang umumnya dialami oleh setiap pasangan yang sedang dalam tahap pacaran. Alurnya cukup klasik : Ada masalah, beda pendapat dan adu argumen... n finally they have decided to break it off.. Hmm, gak gampang buat langsung bisa tegar dan sembuh dari kejadian semacam ini. Apalagi nie, kalau masih ada slogan yang santer terdengar semacam " i still love him/ her"

Kalau sudah begini, kadang kita akan larut dalam kesedihan. Wajar banget lah, friends.. Masalahnya kadang kita akan terjerumus ke dalam self-pitty yang guedhe punya... Ada macam - macam reaksi yang ditampakkan pasca kehilangan orang yang kita cintai. Salah satunya, dengan bentuk protes dan bertanya sama Tuhan "kog gini sih, Tuhan? " Lebih lanjut lagi, kadang protes itu jadi gak ada juntrungannya nie. Maksudna, tanpa sadar kita akan langsung memberikan judgement kalau Tuhan itu gak sayang sama kita, atau bahkan kita berpikir bahwa Tuhan sengaja membuat hidup kita porak poranda!

Salah besar kalau kita berpendapat seperti itu, friends!!! Tuhan jelas tidak mungkin menghancurkan sesuatu yang Ia ciptakan sesuai dengan citra-Nya. Rancangan Tuhan jelas mutlak adalah rancangan yang penuh damai sejahtera. Yuk mari kita lihat sama- sama, kenapa Tuhan mengizinkan semua itu terjadi, ya???

Pertama, Tuhan tidak pernah menghancurkan (baca deh Yeremia 29:11). Ia hanya mereparasi bagian - bagian dalam kehidupan kita yang dianggap masih bisa di upgrade lagi. Yah, namanya direparasi itu ya jauh dari zona nyaman kita! Sakit banget, tapi inilah hidup! Setiap kita dilahirkan menjadi seorang pemenang. Dan pemenang itu harus tahan uji.Kalau sudah sampai tahap finishing touch, baru kita bisa melihat dan memandang semua hal yang ada di belakang dengan penuh senyum.

Kedua, kita diijinkan kehilangan orang yang dicintai dengan maksud agar kita berlatih untuk selalu memegang tangan Tuhan! (Yeremia 17:5-8) Kalau tangan kita "penuh" dengan banyak hal yang kita genggam , kadang kita sering melupakan bahwa tangan Tuhan selalu menunggu, terulur penuh kasih. Kehilangan orang yang dicintai bisa menjadi momen titik balik bagi setiap kita untuk bisa mengevaluasi, sudahkah kita senantiasa mengandalkan Tuhan dalam segala perkara? Percaya deh, di setiap kerugian besar pasti terselip suatu keuntungan (Kejadian 50:20). Alangkah indahnya ketika kita bisa lebih merasakan intimacy dengan Bapa kita di surga.

Ketiga, Tuhan bermaksud menjadikan kita sebagai saluran berkat-Nya. Tunggu... ga salah, nie? Benar banget, friends!! Sangat memungkinkan bagi kita untuk bisa menjadi saluran berkat buat orang yang mengalami kasus serupa. ASALKAN kita bisa cepat bangkit dari keterpurukan kita. Kalau kita capek, sah - sah aja kalau kita jongkok. Tapi jangan kelamaan, friends! Ntar kalau pas kita berdiri lagi, otomatis kaki kita akan terasa berat dan "geringgingan" (bahasa jawa). Dan satu hal yang harus kita ingat, di saat kita ada di dalam titik terendah kehidupan kita, kita gak sendirian. Allah ikut menangis bersama kita ketika kita menangis. Allah yang kita miliki adalah Allah yang bisa merasakan kelemahan kita! Bersyukurlah buat hal itu.

Akhir kata, come on, friends.. Wake up and find your happiness!! jelas kita gak mampu kalau berjalan sendiri, tapi bersyukurlah karena Yesus sudah membuka jalan bagi setiap kita. Kita tinggal mengikuti saja, dan kalau pun kita jatuh, kita tidak akan dibiarkan sampai tergeletak. Akan ada pelangi yang muncul setelah hujan badai. Apa lagi yang kurang, friends? Ada Tuhan dalam kehidupan kita sudah lebih dari cukup.. GBU all (Jez)

Rabu, 17 Oktober 2007

Pacaran Jarak Jauh



Ada beberapa teman yang pernah menyarankan agar aku tidak melakukan pacaran jarak jauh, alias long distance relationship. Karena pacaran jarak jauh sering bikin kita nggak bisa mengenal pasangan kita dengan baik.

Opini ini tentu tidak selalu benar. Karena, di satu sisi, ada sejumlah pasangan yang menempuh jalan ini, akhirnya, menikah dan langgeng sampai tua.
Tapi, saran ini perlu kamu pertimbangkan. Karena, jujur saja, long distance relationship nggak gampang dan menuntut sejumlah hal, seperti…

Kepercayaan
Long distance relationship menuntut kepercayaan 100%. Karena kita nggak bisa “mengawasi” pasangan kita. Kurangnya kepercayaan kepada pasangan akan bikin kamu selalu curiga dan bukannya tidak mungkin berantem terus sama pasanganmu.
So…if you can’t trust 100% your partner, don’t try this at home….

Kejujuran
Long distance relationship rawan dengan kebohongan. Dari hal-hal yang paling kecil sampai hal-hal yang paling besar. Dari masalah “sudah makan ato belum” sampai masalah “pergi sama siapa”.
Gak gampang lho… Karena kita dituntut untuk jujur, apa adanya dan bertanggungjawab terhadap pasangan kita, meski mereka tidak ada di sisi kita setiap saat.

Kesabaran
Long distance relationship menuntut kebesaran hati. Karena, saat kamu butuh dia ada di sisimu, dia ada nun jauh di sana…
Kalo kamu kangen sama dia, kamu hanya bisa denger suaranya via telpon, atau bahkan lebih parah, hanya bisa baca tulisannya via email (karena pacarmu ada di LN).
Apalagi waktu kamu berulang tahun, kemungkinan besar, kamu bakal ngerayain special day without your partner, alias home alone, apalagi berkhayal dia bikin romantic dinner buat kamu. Paling cuma hadiah ato bahkan cuma ucapan selamat yang mampir di rumahmu.
Dan masih ada banyak contoh lainnya.
Jadi, ada baiknya kamu pikirkan, apakah kamu siap dengan hubungan seperti ini…

Biaya yang tidak sedikit
Pasti, dijamin 100%, kantongmu sakit “kangker” (kantong kering).
Kalo biasanya, kamu bisa beli CD kesukaan kamu atau pergi makan sama temen-temenmu, kini, uangnya harus kamu tabung supaya bisa beli pulsa ato pergi ke wartel buat telpon-telponan sama dia.
Tidak jarang, demi mengobati rasa rindu, budget kita tiba-tiba melonjak dan bikin kita keluar uang lebih banyak.

Masih ada banyak lagi pertimbangan yang harus kamu pikirkan. Tapi, kalo kamu mengambil keputusan buat menempuh jalan yang sulit ini, ada beberapa tips buat kamu..

  • Kalo bisa 1-2 tahun pertama pacaran jangan long distance dulu, supaya kamu punya waktu buat mengenal dia. Soalnya, kepercayaan bertumbuh melalui pengenalan. Kalo belum kenal, sulit buat kamu percaya sama dia.
  • Buat komitmen dengan pacarmu untuk menjaga komunikasi. Supaya proses saling mengenal bisa tetap berjalan dengan baik. Ingatlah pepatah ini: Semakin kenal maka akan semakin sayang.
  • Buatlah diari ato catatan keseharianmu (apa yang kamu alami + perasaanmu) supaya percakapanmu, meski singkat, tapi padat berisi.
  • Kasih kejutan… Misal, kirim barang kesukaannya, ato datang tiba-tiba (kecuali kalo pasanganmu ada di LN) ke tempatnya.
    Karena kejutan akan bikin hubunganmu terasa lebih berwarna. Jangan jarak bikin kalian urung untuk membahagiakan pasanganmu.
  • Jangan lupa tanggal penting, seperti ultah pasanganmu ‘n his/her family, apalagi tanggal jadian kalian, dan bikin sesuatu yang spesial, supaya pasanganmu tahu kalo kamu peduli sama dia, keluarganya, dan hubungan kalian.
  • Kalo dia pulang, sisihkan waktu dan temui dia. Sekalian buat ngobatin rasa kangen…
  • Sisihkan uang saku dan tabung, supaya kamu punya modal buat telpon dia.

Mother's Love


Hai Frenz….
Pernah gak sih kamu berpikir seberapa besar cinta ortu kamu ke kamu?
Nah, disini aku pengen sharing sedikit tentang pengalaman yang udah aku lewati…
Kalian tahu betapa susahnya untuk bisa masuk ke Beijing University ( Universitas nomor 1 di China)? Jangankan China, masuk Universitas Indonesia aja susahnya bukan main.
Tapi dengan rencana Tuhan yang sangat luar biasa, aku bisa keterima di Beijing University.

Total waktu yang aku butuhin buat nyelesein S1 sekitar 6-7 tahun. Karena aku harus ambil sekolah bahasa dan collage dulu, supaya bisa ngikutin kuliah S-1 dengan baik. Soalnya, kuliah S-1 nya dicampur dengan orang Cina asli yang sudah fasih banget bicara dalam bahasa Mandarin.

Setelah menyelesaikan sekolah bahasa selama 3 semester dan collage 2 semester, aku harus mutusin jurusan apa yang akan aku ambil, dan menjalani kuliah selama 4 tahun untuk memperoleh gelar S1.

Namun, saat itu, ada berita yang bikin aku dan mama kaget. Kakakku yang beragama Budha, memutuskan untuk jadi bhiksu (monk).

Sebagai info, mamaku seorang single parents, Karena papa udah meninggal saat aku duduk di SMA kelas 1. It means, mamaku tinggal sendiri di Semarang saat aku study, dan ia harus menghadapi saat-saat sendiri itu lebih lama, karena keputusan kakakku.

Sejak saat itu, mama kelihatan sangat kesepian. Bahkan, setiap hari, mama telpon dan kirim SMS buat ngajak ngobrol.

Satu hari sebelum aku mengisi formulir pemilihan jurusan, aku bertanya kepada mama, apakah dia masih kuat, kalau aku 4 tahun lagi di China? Mama dengan nada ragu menjawab “Ya bisalah, kamu selesaikan dulu studymu disana 4 tahun lagi.” Namun, mendengar nadanya berbicara, aku tidak yakin. Karena itu, aku putusin untuk meninggalkan Beijing University dan pulang ke Indonesia.

Kalau dipikir, betapa sayangnya meninggalkan Beijing University. Banyak orang yang ingin masuk ke universitas itu, tapi nggak bisa. Sedangkan aku yang sudah masuk setengah jalan, malah ninggalin bangkuku di Beijing University. Tapi, semua rasa kecewa itu sirna, saat aku bertanya kepada mama: Kenapa ia membiarkan aku meneruskan lagi kuliahku 4 tahun, padahal jelas-jelas di Indonesia dia kesepian dan butuh teman serta perhatian dari aku anak yang tinggal satu-satunya bisa menemaninya? Saat itu, mama menjawab: supaya aku tidak iri hati terhadap kakakku karena dari SMA sampai S2, kakakku selalu sekolah di luar negeri. Jadi, supaya adil, mama juga membiarkan aku study di luar negeri.
Bisa kalian bayangin perasaanku saat mendengar jawaban itu. Aku ngerasain betapa besar kasih sayang seorang ibu terhadap anaknya, sampai dia rela kesepian, tertekan, dan mengeluarkan biaya yang sangat besar untuk masa depan dan cita-cita anak-anaknya.

Dari situ, aku belajar untuk lebih menghargai beliau. Karena, bagaimanapun juga, mama yang mengandung kita 9 bulan lamanya, dan, demi aku, ia telah menanggung banyak sekali penderitaan.

Di sinilah aku belajar menghayati firman Tuhan yang berkata, “Hormatilah ayah dan ibumu”. Dan, berusaha untuk membalas kasih mereka kepadaku. Bagaimana dengan kamu?(by IR)

Rabu, 10 Oktober 2007

Kriteria Pacarku: Harus Takut Akan Tuhan


Hallo Frenz…
Pernah gak sih kalian bingung buat milih gebetan mana yang pantes buat kamu?
Enaknya pilih yang kaya, ganteng, romantis ato yang setia ya?
Beberapa dari kalian pasti ada yang pilih kaya, ada yang pilih ganteng, ada yg pilih romantis, ato mungkin yang setia, bahkan mungkin kalian punya kriteria yang lain lagi?
Boleh sih punya kriteria kriteria gitu, gak salah kok. TAPI, jangan lupa kalo criteria yang paling utama adalah TAKUT AKAN TUHAN.

Gimana sih tau caranya si doi takut akan Tuhan apa gak?
  1. Dari pengalaman pengalaman yang gue dapet nih (jjiieee…. kayak udah pengalaman gitu gayanya hehehe!) dan juga masukan masukan dari tetua gue, caranya adalah:
    Coba liat, apa si doi dukung kamu dalam pelayananmu kepada Tuhan ato malah si doi mulai ngelarang-ngelarang kamu buat dekat ma Tuhan? Nah kalo udah mulai ngelarang-ngelarang kamu buat pelayanan, nah bahaya tuh, km harus hati-hati.

  2. Perhatiin si doi, dalam kebaktian setiap minggunya, dia banyak masuknya apa banyak absennya tuh? Kalo dalam kebaktian yang 1 minggu 1 kali aja dia ogah ogahan, nah itu kamu mulai tahu kalo dia nggak bener-bener ber-Tuhan.

  3. Doa sama Tuhan, kalo emang dia adalah orang yang Tuhan tunjuk buat ngedampingin kamu, Tuhan pasti kasih jalan buat kalian.Tapi, klo itu bukan yang Tuhan mau, pasti deh Dia bakal kasih tau ke kamu lewat jalanNYA.
    Inget firman Tuhan? “Ia akan memberikan yang baik kepada mereka yang meminta kepadaNya” (Matius 7:11b)

  4. Kata tetua gue, kalo si doi bisa bikin iman kamu tambah berkembang, nah berarti doi adalah orang yang boleh kamu jadiin pacar, syukur-syukur bisa jadi jodoh kamu buat selamanya…

  5. The last but not least kalo si doi belom-belom tangannya udah mulai gerayangan kemana-mana, nah tuh bahaya tuh… Kalo keterusan, bisa-bisa kamu MBA (Married by Accident, alias hamil di luar nikah. Gitu loh….)

Nah, dari panjang lebar tadi, kalian bisa pilih deh doi mana yang bisa bikin kamu berkembang dan bertumbuh di dalam iman bukan bertumbuh di dalam pacaran hehehe…. (by IR)

Narsis: Dosa atau Tidak...???


(Narcissus dalam Mitologi Yunani)
“Dasar Narsis…!!!” atau “Narsis lu…!!!”
Frenz…kalau saya perhatikan, ungkapan ini seperti menjadi sebuah tren baru di tengah-tengah kita. Seringkali, kita mengucapkan kalimat ini, ketika ada seorang teman membangga-banggakan diri di depan kita.
Fenomena ini menimbulkan tanda tanya besar dalam benak saya: “Sebenarnya, apa sih narsis itu? Dan, apakah narsis termasuk perbuatan dosa?”

Pengertian Narsis
Narsisme merupakan salah satu bentuk gangguan kepribadian (personality disorder), merujuk pada pola-pola perilaku yang merusak hubungan dengan orang-orang lain di sekelilingnya. Gejalanya antara lain rasa kagum yang berlebih-lebihan pada diri sendiri, merasa selalu berhasil dan unggul, selalu mencari perhatian dan pujian, dan tidak peka terhadap perasaan dan kebutuhan orang lain.

Istilah ini berasal dari kata Narcissus, nama seorang pemuda tampan dalam mitos Yunani kuno.Konon suatu hari Narcissus menangkap citra wajahnya pada permukaan air yang tenang di hutan, dan sontak ia jatuh cinta pada diri sendiri. Selanjutnya ia putus asa karena tidak mampu memenuhi apa yang sangat diinginkannya; ia bunuh diri dengan sebilah belati. Dari tetesan darahnya yang jatuh di dekat air, tumbuhlah bunga yang sampai sekarang dikenal dengan nama Narcissus.
Dari penjelasan di atas, kita bisa memahami bahwa kekaguman pada diri sendiri secara berlebihan bisa membuat kita selalu lapar untuk memuaskan kebutuhan dan kepentingan diri sendiri, selalu mencari perhatian dan pujian, serta tidak peka terhadap perasaan dan kebutuhan orang lain.

Narsis: Dosa atau Tidak ???
Pertama
, dalam Keluaran 20:3, firman Tuhan berkata, “Jangan ada padamu allah lain di hadapanku.” Jadi, kita dilarang untuk mencintai “yang lain” menyamai atau melebihi cinta kita kepada Tuhan. Hal serupa ditekankan dalam Matius 10:37-39; 16:24.
Meski ayat-ayat itu kelihatannya tidak berhubungan dengan narsisme, tapi pesannya sangat jelas, yakni kita tidak boleh mencintai apapun, termasuk diri sendiri, melebihi cinta kita kepada Tuhan.
Kedua, orang narsis memiliki kecenderungan menjadi orang egois. Tentu hal ini bertentangan dengan kehendak Tuhan. Karena Tuhan selalu mengajarkan kepada kita tentang kasih dan kepedulian kepada orang lain (Matius 22:39).

Kerendahan Hati
Frenz…mencintai diri sendiri sesuatu yang baik, tapi (tentu) selama dalam kadar normal, alias gak over. Karena kalo kita nggak mencintai diri kita sendiri, sama artinya kita tidak mensyukuri anugerah Tuhan. Tapi, mengingat bahaya narsisme, kita harus belajar untuk rendah hati, dan menempatkan Tuhan sebagai “The Number One” in our life

Oh, Yogyakarta....!!!



(Foto di Keraton Yogyakarta)

Hi…!!! Lagi bingung nih mau liburan ke mana?
Kalau iya, mungkin kota Yogyakarta bisa menjadi salah satu alternatif buat kamu.
Soalnya, selain dekat dengan pantai Pangandaran yang indah… kota satu ini juga menyimpan banyak obyek wisata bersejarah yang layak buat kamu kunjungi. Salah satunya keraton Yogyakarta, tempat tinggal Sri Sultan Hamengkubuwono 'n keluarga.
Selain itu, kamu bisa jalan-jalan di Malioboro, di mana kamu bisa dapetin aneka macam barang dengan harga yang cukup murah (asal kamu pintar menawar harganya). Salah satunya, kaos merk “Dagadu” yang terkenal dengan kalimat- kalimatnya yang nyleneh.
Kalo mau makan gudeg, pergilah ke jalan Wijilan. Soalnya, menurut info dari beberapa sumber yang bisa dipercaya, di sana ada banyak tempat makan gudeg Yogya yang (katanya) uinuk tenan…
Mau ke mall? Ada beberapa mall yang nggak kalah dengan mall di kota besar lainnya, seperti Mall Ambarukmo (or Ci Ampelas) dan Malioboro Mall.
Tertarik... Tunggu apa lagi...

Tips singkat buat menikmati kota Yogyakarta:

  • Cobalah kamu menikmati kota Yogyakarta dengan berjalan kaki. Meski cape, tapi bisa kasih sensasi yang berbeda.

  • Jangan lupa bawa kamera. Karena ada banyak tempat yang layak buat kamu abadikan.

  • Hati-hati dengan dompet dan barang-barang berharga. Karena copet ada di mana-mana.

Minggu, 07 Oktober 2007

Berbeda...Bukan Akhir dari Segalanya


Frenz...
Menurut kamu, gambar apakah ini ? Kelinci atau bebek ?
Mungkin ada di antara kamu yang melihatnya sebagai gambar kelinci, tapi ada yang melihatnya sebagai gambar bebek. Kedua jawaban itu tidak ada yang salah. Masalahnya cuma berbeda sudut pandang.

Sadar atau tidak, dalam perjalanan hidup kita, perbedaan seperti ini sering kita hadapi. Kita memperdebatkan sesuatu dengan orang lain sampai cape... Padahal cuma masalah perbedaan sudut pandang dalam melihat sebuah masalah.

Nah... kalau kita berada dalam situasi seperti itu, kenapa kita tidak berusaha menyatukan persepsi kita, sehingga kita akan menemukan solusi atau jalan keluar yang lebih baik. Bukankah dengan perbedaan, kita akan semakin "kaya".

Permasalahannya, apakah kita memiliki kerendahan hati dan keterbukaan untuk menerima pendapat orang lain ? Apakah kita mau memprioritaskan kepentingan bersama dan mengesampingkan ego kita untuk menonjolkan diri dan keinginan mengalahkan rekan-rekan kita ?

Frenz... situasi seperti berulangkali pernah kami (saya dan rekan-rekan) hadapi.
Jujur, saya tergolong pribadi yang ego nya cukup tinggi, plus (kata rekan-rekan saya) keras kepala sekali. Tidak jarang, kalau sudah punya mau, susah untuk berkompromi, khususnya pada rekan-rekan saya yang lebih muda secara usia.
Kepribadian seperti ini sering menimbulkan masalah dalam kerjasama. Namun, saya bersyukur, rekan-rekan saya bisa memahami dan selalu mengingatkan saya tentang arti kerendahan hati. Dan, meski saya masih dalam proses untuk mengarah ke sana, pelayanan kami menjadi lebih baik. Karena, kami, masing-masing, berusaha untuk rendah hati, kompak dan belajar untuk mengesampingkan ego kami masing-masing demi kepentingan bersama.

Kalau kami bisa, mengapa kamu tidak ???

Pacaran: Bolehkah...???




Frenzz...


Pertanyaan ini sering diajukan kepada saya. Dan, tidak pernah mudah menjawabnya... "Bolehkah saya (remaja) pacaran?"

Frenz... mau pacaran ato tidak, itu adalah hakmu, dan saya tidak boleh mencampurinya. Namun, kalo boleh saya kasih sedikit masukan :
  1. Selama usia remaja, kamu memiliki kesempatan yang sangat luas untuk bergaul. Teman ogut yang agak bijak, pernah berkata, "Keberhasilan kita kelak, salah satunya, ditentukan seberapa banyak relasi yang kita miliki." So...kenapa kita nggak cari banyak teman aja... Karena nggak jarang, keputusan kita untuk berpacaran bikin kesempatan kita untuk bergaul dengan orang lain semakin sempit.

  2. Selama usia remaja, kamu punya banyak kesempatan untuk bikin prestasi sebanyak mungkin. Karena itu, apa nggak lebih baik kalo waktu dan tenaga masa muda kita digunakan buat ngeraih prestasi sebanyak mungkin.

  3. Pacaran gak menjamin kebahagiaan koq... So, nggak perlu buru-buru. Meski kamu belon punya pacar, kan bukan berarti dunia akan kiamat... Sebaliknya, gara-gara pacaran, gak jarang dompet ngalamin kiamat (gara-gara kehabisan duit).

  4. Enaknya pacaran... ada yang perhatiin kita. Tapi, tanpa pacaran, banyak juga koq yang perhatiin kita, misal ortu, sahabat, temen, dst.

Ini beberapa masukan dari saya... Tapi, sekale lagi keputusan tetep ada di tanganmu. Kalo kamu mutusin buat pacaran, saya doakan kamu bahagia dan langgeng. Tapi, kalo kamu mutusin untuk sendiri dulu, saya kasih 2 jempol (jari tangan bukan jempol kaki) buat keputusanmu...

Foto Sejenak


Setelah penat melayani... Kami menyempatkan waktu untuk mengabadikan kebersamaan kami. Karena itu, dengan semangat '45, kami mengambil pose yang terbaik demi memuaskan jiwa "narsis" kami. Meski, tak ada satupun di antara kami yang berprofesi jadi model, tapi pose kami nggak kalah sama model nasional (narsis abizzz...!!!)